
Salatiga – Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Salatiga kembali mengadakan pengajian rutin bulanan pada Minggu, 20 April 2025. Kegiatan kali ini berlangsung di Masjid Baitul Atiq. Meskipun masjid tersebut masih dalam proses pembangunan dan belum sepenuhnya selesai, tempat ini tetap dipakai untuk kegiatan sehingga para jamaah dapat meraih pahala jariyah.
Agus Wijinarso, selaku Ketua Pembangunan Masjid Baitul Atiq, menjelaskan bahwa meskipun kondisi masjid masih belum ideal, dindingnya masih sebagian terpasang pengajian tetap dilaksanakan untuk membangkitkan semangat dan kebersamaan umat. “Kami sengaja memulai aktivitas di masjid agar pahala jariyah bisa langsung dirasakan oleh jamaah,” ujarnya.

Pengajian kali ini terasa istimewa, mengingat waktunya bertepatan dengan bulan Syawal. Setelah menjalani libur panjang selama Ramadan dan Idul Fitri, para jamaah hadir dengan penuh semangat dan keceriaan untuk bersilaturahmi. Salah satu peserta, Vicky Wulandari, S. Ni, mengungkapkan bahwa suasana pengajian kali ini berbeda. “Ini bukan sekadar mengaji, tetapi juga menjadi momen untuk mengobati kerinduan antara saudara dan teman-teman yang belum sempat bertemu saat Lebaran kemarin,” jelasnya.
Acara dimulai pada pukul 08. 30 WIB, dipandu oleh Agung Setyawan, S. T. Kegiatan diawali dengan pembacaan Surah Al-Jumu’ah beserta maknanya oleh Ustadz Abu Rachmat, yang mengingatkan pentingnya menyegerakan sholat Jumat dan mencari rezeki dengan cara yang diridhai Allah. Selanjutnya, Ustadz Murilo menyampaikan hadis dari Kitab Muslim Juz 1 mengenai pentingnya melaksanakan sholat sesuai dengan sunnah Rasulullah.
Dalam arahannya, Ketua DPD LDII Kota Salatiga, Siswarsono, S. E. , mengajak jamaah untuk selalu bersyukur atas nikmat kesehatan dan keamanan. Ia juga membahas tantangan ekonomi global yang tidak menentu, mendorong umat untuk hidup hemat, bekerja keras, dan mulai berinvestasi demi memenuhi kebutuhan pokok. “Perkuat struktur ekonomi dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” pesannya.
Puncak acara ditandai dengan tausiyah oleh KH Syukur Sutadi. Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan tentang asal mula penciptaan manusia dan pentingnya menerima takdir Allah. Ia mengajak jamaah untuk bersyukur atas setiap nikmat, bersabar dalam menghadapi musibah, dan bertaubat atas dosa-dosa yang pernah dilakukan. “Hidup ini harus dilalui dengan sabar dalam menaati perintah Allah, menjauhi maksiat, dan menghadapi segala ujian,” tuturnya dengan penuh hikmah.

Setelah acara selesai, Agung Setyawan, S. T. menyampaikan rasa syukur atas kelancaran kegiatan yang dihadiri hampir 1. 500 jamaah. “Antusiasme umat luar biasa. Meskipun sarana prasarana masih terbatas, Alhamdulillah semua berjalan lancar tanpa hambatan berarti,” ujarnya.
Pengajian ini menjadi bukti bahwa semangat ukhuwah Islamiyah dan cinta terhadap ilmu agama tetap berapi-api, bahkan di tengah keterbatasan.