DPD LDII Kota Salatiga

Dengan Kurban Kita Bertaaruf kepada Alloh

Di tempat yang sedang dibangun untuk masjid di Desa Grogol Kec Sidorejo, DPD LDII mengadakan sholat Iedul Adha. Bertindak sebagai Imam yaitu Bapak Dewan penasehat H Syukur Sutadi, setelah rangkaian sholat Ied selesai kemudian dilanjutkan penyampaian tauziah ole Bapak ketua DPD H Siswinarso SE.

Beliau menjelaskan bahwa kemarin kita bisa melaksanakan puasa hari Arafah,dan sekarang kita bisa berhari raya iedul-adha, dan setelah sholat iedul adha ini nanti, insyaa Allah kita akan melaksanakan pemotongan hewan kurban yg pelaksanaannya ada ditempat kegiatan masing – masing jamaah, adapun nikmat aman , kita berada di negri tercinta ini negara RI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 kita dijamin UU mempunyai kemerdekaan / kebebasan dalam memeluk agama sehingga kita bisa melaksanakan ibadah dengan tenang dan khusuk.

Seperti kita ketahui bahwa Ciri khas dari iedul-Adha adalah pemotongan hewan kurban. Pelaksanaan pemotongan hewan kurban ini merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah swt.
Alhamdulilah DPD Kota salatiga akan melaksanakan kurban dengan sejumlah 36 ekor Sapi dan 30 ekor Kambing.

Kurban mencerminkan pesan Islam bahwa seseorang hanya dapat taqarrub kepada Allah, bila ia sebelumnya telah dekat dengan saudara-saudaranya yang kekurangan. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat kita petik dalam perjalanan dan kehidupan agung Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Bagi Nabi Ibrahim, tujuan akhir hidup manusia bukanlah kekayaan, bukan pangkat, bukan jabatan dan sebagainya, tetapi tujuan hidup manusia adalah Allah SWT. Karena seperti dimaklumi sebagai sunnatullah, manusia selalu bergerak sesuai naluri bawaan, ingin memperluas wawasan dan pengalaman hidupnya. Untuk memfasilitasi hidupnya, maka manusia menciptakanlah berbagai sarana kehidupan mulai dari sandal, sepatu, jalan raya, kendaraan, hingga peralatan yang lain, agar manusia bisa hidup dengan nyaman.

Islam memberi petunjuk, agar segala kegiatan kita tidak hanya sekedar mobilitas fisik, tapi bagaimana agar segala kegiatan kita itu bernilai ibadah, sehingga aktivitas manusia itu memiliki tujuan yang lebih bermakna. Bagaimana agar ketika kita tersenyum, tidak hanya berwajah ceria saja, tetapi bisa bernilai ibadah. Bagaimana agar ketika kita mencari nafkah, tidak hanya sekedar capek dan berkeringat saja, tetapi bagaimana agar bisa bernilai ibadah dan bernilai shodaqoh.

Dwi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *