
Jakarta, 17 Juli 2025 — Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan berbagai program prioritas untuk mempercepat pembangunan nasional. Di antaranya adalah Kampung Haji, Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat, dan Sekolah Garuda, yang bertujuan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri.
Hal ini disampaikannya saat meresmikan Kantor Pusat Senkom Mitra Polri di kawasan Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta Timur. Gibran menekankan bahwa Presiden Prabowo Subianto membawa berbagai capaian penting dari lawatannya ke luar negeri, termasuk penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen.
Selain capaian perdagangan, Wapres juga menyoroti pentingnya program swasembada pangan. “Dalam beberapa pekan terakhir, kita telah melakukan panen tebu dan kopi di Banyuwangi dan Madiun, sebagai bukti produksi pangan nasional semakin kuat,” ujarnya.

Gibran menambahkan bahwa pemerintah kini fokus pada pembangunan infrastruktur pertanian seperti bendungan dan sistem irigasi, pembenahan bibit, pemberantasan mafia pupuk, serta menjamin ketersediaan beras nasional. “Kami juga sedang mempersiapkan Sekolah Garuda sebagai wadah pembinaan siswa berprestasi dari seluruh daerah,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyampaikan dukungannya terhadap program-program pemerintah, terutama yang menyangkut penguatan sumber daya manusia (SDM) dan ketahanan pangan. “Delapan bidang prioritas LDII, empat di antaranya berfokus pada pembangunan SDM. Ini sejalan dengan Program Asta Cita yang digaungkan pemerintah,” ujarnya.
KH Chriswanto menyebut, Presiden Prabowo ketika menjabat sebagai Menteri Pertahanan pernah menegaskan bahwa program-program LDII sudah berada di jalur yang tepat, terutama dalam hal pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Ia juga menilai Sekolah Rakyat yang dicanangkan pemerintah memiliki visi yang senafas dengan LDII. “Tujuannya sama, yakni membuka akses pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu. Ini adalah bentuk nyata dari pembangunan SDM berkeadilan,” jelasnya.
Menurut KH Chriswanto, Indonesia yang begitu luas dan beragam memerlukan kontribusi dari semua pihak. “Kita perlu siapkan generasi masa depan yang unggul, tangguh, dan siap bersaing. Tidak peduli latar belakangnya, semua harus diberi kesempatan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, mulai dari krisis ekonomi hingga perang tarif, hanya negara dengan SDM berkualitas yang mampu bertahan dan bangkit. “Kuncinya adalah pengelolaan sumber daya yang baik dan optimisme nasional. Kita harus yakin bisa menjadi bangsa pemenang,” pungkasnya.